Friday 20 April 2012

Industri Real Estate

BILA masalah sandang dan pangan sudah terpenuhi, maka memiliki rumah sendiri adalah suatu mimpi indah yang patut diwujudkan. Namun, untuk mendapatkan rumah, bagi sebagian besar masyarakat masih diperlukan instansi yang dapat membantu pemilikan rumah tersebut. Memiliki rumah sendiri akan menjadikan seseorang hidup lebih ekonomis, lebih terencana, serta menimbulkan identitas pribadi. Karena itu setiap orang memimpikan mempunyai rumah pribadi untuk melindungi keluarganya. Instansi yang diperlukan untuk mewujudkan impian itu adalah lembaga yang dapat membantu seseorang mendapatkan harga yang terjangkau, serta dengan cara pembayaran yang mudah. Yang paling dikenal adalah Bank Tabungan Negara (BTN). Dan masih ada lagi beberapa bank swasta yang juga memberikan KPR dalam jangka menengah, sampai tujuh tahun, bagi mereka yang berkocek cukup tebal. Instansi lain yang diperlukan ialah pihak pembangun (developer). Pemerintah menyiapkan Perum Perumnas sebagai pihak pembangun. Dan pada pihak swasta, adalah yang dikenal dengan pengusaha real estate. Usaha real estate pada kenyataannya bukanlah sekadar perusahaan yang membangun rumah-rumah, akan tetapi sangat luas lingkup kegiatannya. Mereka terlibat untuk mengadakan sarana sosial lingkungan perumahan tersebut. Karena pembeli rumah sekarang makin teliti. Yang mereka beli bukan lagi hanya rumah dengan desain dan mutunya, akan tetapi satu perumahan yang nyaman dan aman sebagai kawasan hunian mereka.
Industri real estate mulai berkembang di Indonesia sejak tahun 1970-an. Ketika pendapatan perkapita meningkat dua kali lipat, dari sekitar 200 dolar AS menjadi hampir 480 dolar AS. Akan tetapi, dalam usianya yang masih muda, industri real estate banyak mengalami tantangan dari masyarakat. Mereka dianggap merusak harga tanah. Dianggap membeli murah dari masyarakat, dan menjual mahal setelah jadi real estate. Padahal persoalannya ialah pengusaha real estate harus menjadikan tanah itu sebagai tanah matang, lengkap dengan sarana jalan, saluran air dan lain sebagainya. Seperti yang diakui oleh Ir.A. Handi Pranata, Dirut PT Misori Utama, bahwa biaya untuk itu memang mahal. Karena itu, Handi lebih suka membeli tanah yang dimiliki oleh satu nama, daripada harus membebaskan sebuah tempat pemukiman. "Masalahnya repot," katanya. Bagi Pemerintah DKI Jaya, spekulasi naiknya harga tanah yang menjadi tidak proporsional sekarang sudah dicegah dengan adanya Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) 1985-2005, yang memiliki empat tujuan. Antara lain, meningkatkan penyediaan tanah bagi lapisan masyarakat berpenghasilan rendah, serta menyempurnakan sistem pengendalian tanah hingga mampu dijangkau.

Read this | Baca juga yang ini



Widget by [ Zein Property ]

1 comment:

  1. industri real estate ikut membangun peradaban manusia gan..

    ReplyDelete

Satu komentar dari Anda sangat berharga bagi kami

Mau berlangganan artikel kami? Daftarkan email Anda

Delivered by FeedBurner

Green Paradise, Hunian Nyaman di Kota Idaman Banjarbaru. Lokasi paling dekat dengan pusat kota Banjarbaru. Desain Mewah, Elegan dan Berkelas. Bangunan Halus, Rapi dan Berkualitas. Informasi : (Call) 0853 48 262626, 0511 731 2626 atau (SMS) 0811 508 626. Green Paradise, Hunian Nyaman di Kota Idaman Banjarbaru. Lokasi paling dekat dengan pusat kota Banjarbaru. Desain Mewah, Elegan dan Berkelas. Bangunan Halus, Rapi dan Berkualitas. Informasi : (Call) 0853 48 262626, 0511 731 2626 atau (SMS) 0811 508 626. Green Paradise, Hunian Nyaman di Kota Idaman Banjarbaru. Lokasi paling dekat dengan pusat kota Banjarbaru. Desain Mewah, Elegan dan Berkelas. Bangunan Halus, Rapi dan Berkualitas. Informasi : (Call) 0853 48 262626, 0511 731 2626 atau (SMS) 0811 508 626