Bagi real estate developer, penghematan dalam pembangunan rumah perlu dilakukan agar biaya hpp bisa lebih rendah, tentunya dengan tidak mengurangi kwalitas. Rendahnya biaya hpp bisa menekan harga jual dan dengan harga jual yang lebih rendah pemasaran plus penjualan bisa digenjot.
Salah satu alternatif untuk menekan hpp adalah pengunaan keramik komposit beton atau yang lebih dikenal dengan keraton untuk dak lantai rumah bertingkat.
Sebenarnya, keraton bukanlah barang baru, teknologi ini lahir atas kerjasaman beberapa negara di Eropa sekitar seratus tahun silam, kemudian dibawa ke Indonesia melalui proyek Bantuan Teknis Pembangunan Industri Bahan Bangunan yang diawasi oleh UNINDO/UNDP (PBB ProjectINS/740/034).
Pada tahun 1977, sebuah rumah contoh di Puslitbangkim Cipta Karya Pekerjaan Umum digunakan sebagai obyek penelitian. Aplikasi material pada penelitian ini merupakan pengembangan karir dari Ir. Emon Sulaiman dan Nasan Subagia. Selanjutnya pada tahun 1984 dikembangkan lagi dengan modifikasi model oleh Ir. Judadi dan Dipl. Ing Yudiro. Kemudian modifikasinya dikembangkan lagi oleh Ir. Bambang Mursudo pada tahun 1990.
Dari sisi ekonomis alternatif pengganti dak beton ini lebih murah dan dari sisi kekuatan tidak kalah. Apa saja kelebihan dari material yang dikenal dengan “Keraton” ini, simak artikel berikut sampai tuntas.
Secara fisik keramik komposit beton mirip balok bata, namun memiliki beberapa lubang yang diantara fungsinya untuk membuat rusuk. Lubang-lubang tersebut sudah dihitung sedemikian rupa dan melewati beberapa proses pengujian sehingga dijamin kuat untuk dijadikan lantai.
Secara struktural, lubang dan rongga pada keraton akan mengurangi beban pelat lantai jika dibandingkan dengan pelan beton masif. Untuk pemasangan satu arah (one way slab) teknik ini akan menghemat pemakaian besi beton hingga 70%, sehingga secara keseluruhan lebih effisien, praktis dan ekonomis.
Teknologi keraton ini terdiri dari blok terpisah, selanjutnya blok-blok dirakit dan disisipi tulangan yang berfungsi sebagai tulangan tarik untuk membentuk seperti balok. Tulangan tersebut juga berfungsi sebagai pengikat dengan semen (mortar) yang berfungsi sebagai perekat (seperti lem). Agar menjadi balok yang baik dan dapat diangkat dengan aman untuk dipasang dilantai atas sangat tergantung dari teknologinya. Perlu presisi yang cukup baik, karena kalau tidak balok menjadi tidak lurus (saling bergeser). Bagian keramik berfungsi sebagai kopel desak, sedangkan tulangan sebagai tulangan tarik.
Dari blok diatas dibuatlah lantai komposit, yaitu dengan disusun berjajar dan diatasnya dicor dengan mortar. Jadi pengecorannya buka beton melainkan mortar. Andalan kekuatan keraton adalah bagian pinggir yang berfungsi seperti balok rib dan secara prinsip dapat bekerja sebagai elemen balok struktur yang kekuatannya sudah teruji di laboratorium.
Beberapa kelebihan dari pengaplikasian keramik komposit beton (keraton) untuk lantai dak bisa kita lihat berikut ini :
1. Aman Saat Gempa
Karena bobotnya yang ringan (berdasarkan hasil Tes-II No. LB/BPPU/001-12/IX/9906.09.99 beban keraton hanya sekitar 180 – 225 kg/m², lebih ringan dari beton yang berat bebannya 288 kg/m²) maka gaya gempa yang diterima struktur bangunan lebih kecil (dalam rumus Newton F=m.a, jadi jika massa bangunan berkurang maka gaya gempa yang terjadi akibat percepatan gempa juga berkurang). Saat runtuh pun, lantai tidak dalam bentuk lempengan besar dan berat yang membahayakan, namun berbentuk lempengan kecil yang ringan.
Karena memiliki rongga, keramik komposit beton akan memberi sinyal bila plat/dak akan runtuh, beda dengan cor beton yang tidak bisa dikenali dan tiba-tiba runtuh. Ibarat sepotong bambu (berongga) yang memberikan sinyal suara “krek” saat akan patah, berbeda dengan kayu yang tidak memiliki rongga.
2. Kuat
Walaupun bebannya ringan, bukan berarti keramik komposit beton tidak kuat, kualitasnya sejajar dengan beton K 175 yang mempunyai tegangan ijin maksimum sebesar 55 kg/cm².
3. Meredam Suara dan Panas
Keuntungan lainnya dari rongga didalam keraton adalah mampu meredam panas dan bunyi karena berfungsi sebagai isolator. Dan karena terbuat dari tanah, mampu menyerap hawa panas ruangan.
4. Cantik
Karena terdiri dari susunan blok, maka jika kita ekspos (tidak menggunakan plafond) akan terlihat cantik dan natural pada interior ruangan.
5. Hemat Biaya
Karena lebih ringan dari cor beton, pengaplikasian keraton akan menghemat struktur dan tentu saja menghemat biaya.
Dari segi pemasangan, lebih murah karena tidak memerlukan banyak perancah. Pemakaian besi lebih hemat karena hanya menggunakan tulangan satu arah. Tidak memerlukan alat bantu seperti krane, sehingga secara keseluruhan menghemat biaya konstruksi.
6. Hemat Waktu
Selain tidak membutuhkan banyak perancah kayu dan ramah lingkungan, pada saat pemasangan tidak menggangu lantai bawahnya, karena tidak memerlukan penyangga perancah seperti pada pembuatan plat lantai beton biasa. Lebih cepat, sehingga dapat membuat plat/dak beton tanpa harus membongkar atap rumah keseluruhan terlebih dahulu. Tidak hanya itu, bila rumah/gedung yang dibangun dari awal dengan menggunakan bekisting yang minim, pekerjaan finishing di lantai bawah dapat segera diselesaikan tanpa harus menunggu selesainya pembuatan plat/dak beton di atasnya.
Bagaimana, tertarik untuk menggunakan keraton sebagai alternatif pengganti cor beton untuk lantai dak?
Salam Sehat dan Sukses.
Widget by [ Zein Property ]
Bagaimana bisa mendapatkan lantai keraton tersebut dan apakah dapat digunakan untuk perbaikan lantai yang tidak satabil seingga menjadi stabil/ tidak goyang. Perlu ditambahkan rumah saya berlantai dua dan pada lantai dua inilah keadaannya menghawatirkan mungkin karena salah kontruksinya (saya sangat awam mengenai hal itu). Mohon dengan sangat bantuannya.
ReplyDeleteTerimakasih atas kunjungannya.
DeleteUntuk perbaikan lantai yang sudah ada, kami tidak merekomendasikan. Sebainya Anda konsultasikan dengan pihak suppliernya.
Setahu kami ada beberapa supplier dak keraton.
Silakan Anda cari di search enggine.