Sudah baca "Mengenal Investasi Properti" dan "Trik Cerdas Berinvestasi Properti"?. Oke, sebenarnya ada banyak ladang investasi untuk membiakkan duit Anda. Misalnya, Anda bisa menginvestasikan duit Anda di saham, obligasi, reksadana, emas, properti, atau bahkan memulai bisnis sendiri. Setiap ladang investasi ini tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Di mana pun investasinya, idenya tetap sama. Yakni: menempatkan sebagian uang agar bisa memperoleh penghasilan lebih. But, jangan salah; investasi bukanlah berjudi. Berjudi adalah menempatkan uang dengan tujuan untuk memperoleh uang atau keuntungan yang belum pasti. Memang, ada yang bilang bahwa ketika kita berinvestasi di saham, kita sebenarnya seperti berjudi. Mungkin ini benar, jika Anda berinvestasi di saham hanya berdasar tebakan semata. Investor yang asli tidak asal melemparkan duitnya sambil merem. Ia selalu melakukan analisis, dan hanya akan menempatkan duitnya jika memang ada potensi keuntungan yang masuk akal. Memang, akan tetap ada risiko ketika kita berinvestasi. Tapi, berinvestasi bukanlah sekadar berharap agar Dewi Fortuna mendekati kita.
Diantara sekian banyak ladang investasi, properti memiliki posisi dan kelebihan tersendiri yang tidak didapatkan kalau kita berinventasi di ladang lain. Apa saja kelebihan dan untungnya berinvestasi properti, berikut yang kutipan dari Property Cash Machine, Joe Hartanto :
1. “They are not making anymore land”
Demikian ungkapan sederhana Mark Twain ketika menggambarkan keterbatasan lahan properti. Diterjemahkan secara bebas, ungkapan itu dalam bahasa Indonesia bisa berbunyi: “Tuhan tidak menciptakan bumi yang kedua.” Properti adalah produk yang sangat terbatas. Saya pernah secara iseng melihat dalam Buku Pintar bahwa luas daratan bumi adalah 148.940.540 kilometer persegi. Kapan pun luas itu tentu tidak akan pernah bertambah. Maka tidak aneh bahwa lahan menjadi rebutan banyak pihak dan nilai properti terus meningkat mengikuti hukum ekonomi.
2. Kontrol ada di tangan Anda
Mari kita lihat instrumen investasi lain terlebih dulu. Jika Anda berinvestasi di pasar saham, bisakah Anda mengontrol pasar? Tidak. Harga saham sepenuhnya tergantung pada kemauan pasar. Bagaimana dengan emas? Kata orang, emas merupakan salah satu portofolio investasi yang sangat aman dan menjanjikan. Harganya setiap tahun selalu meningkat. Benar, tetapi pertanyaannya adalah apakah Anda bisa mengontrol harganya? Tentu tidak. Harga emas tergantung pada pergerakan pasar. Lagi pula, untuk mendapatkan uang darinya, Anda harus melepas kepemilikan Anda. Tidak bisa tidak. Sekarang bandingkan dengan investasi properti. Sebagian besar kontrol ada di tangan Anda! Harga jual bisa Anda atur. Bisa dinaikkan dengan tindakan tertentu, atau bisa diturunkan pada kondisi lainnya. Properti juga dapat menghasilkan uang tanpa harus dijual. Anda bisa menyewakannya atau melakukan refinancing terhadapnya.
3. Terlindung dari inflasi
Berdasarkan pengalaman sejak dulu kala, nilai investasi properti tidak pernah turun. Paling tidak, selalu lebih tinggi daripada inflasi. Bahkan pada saat krisis ekonomi mendera Indonesia beberapa tahun silam, nilai properti melonjak tajam setelah krisis mereda. Pada 2008, ketika inflasi bergerak di atas 12 persen, rata-rata kenaikan harga properti lebih tinggi daripada angka inflasi itu. Bandingkan dengan deposito, misalnya. Bunga deposito sering kali lebih rendah daripada inflasi.
Nilai uang di deposito bukannya bertambah, tetapi malah berkurang. Tepat apa yang dikatakan Robert T. Kiyosaki bahwa orang yang paling banyak memiliki deposito sebenarnya adalah orang yang miskin, karena setiap saat nilai uang yang didepositokannya bisa semakin berkurang.
4. Properti senilai 10 bisa dibeli dengan bayaran senilai 1 saja
Ketika membeli aset properti, Anda bisa menggunakan pengungkit (leverage). Anda tidak perlu punya uang sebanyak harga properti itu. Misalnya, ada aset yang harga jualnya Rp 1 miliar. Apakah Anda harus punya uang Rp 1 miliar untuk membelinya? Tidak. Kita bisa membayar DP-nya saja untuk menguasai aset itu. Sisanya dibiayai oleh pihak lain dan yang membayar cicilannya bukan kita, melainkan aset itu sendiri. Dengan demikian, kita hanya perlu membayar Rp 100 juta. Bahkan, dengan strategi tertentu, Anda tidak perlu mengeluarkan uang sama sekali dan malah mendapat cash back.
5. Mendapat untung saat membeli
Ini merupakan salah satu alasan favorit saya ketika mulai berinvestasi di properti. Padahal, hukum investasi lain mengatakan bahwa hasil investasi baru bisa didapat dalam beberapa waktu ke depan, bukan pada saat memulai. Sebagai contoh, pada 2004, saya melakukan transaksi pembelian sebuah town house di Karawaci. Saat itu, harga pasar properti tersebut adalah sekitar Rp 120 juta dan harga NJOP-nya Rp 115 jutaan. Namun, saya berhasil membelinya hanya dengan harga Rp 90 juta. Itu berarti pada saat membeli saya langsung untung Rp 30 juta. Angka itulah yang akan saya dapat jika saat itu saya langsung menjualnya lagi dengan harga pasar.
(Bersambung Kesini)
Widget by [ Zein Property ]
nice gan
ReplyDelete4kopisusu online
F17 gan follback ya
ReplyDeleteselengkapnya
nice artikel gan dan membuka pikiran ane tentang masalah investasi
ReplyDeletesetiabudi sky garden
Terimakasih semuanya atas kunjungannya
ReplyDeleteSemoga selalu sehat dan sukses