Perusahaan konsultan properti internasional Jones Lang LaSalle-Procon menyebutkan, sektor properti Indonesia menghadapi empat tantangan dengan beragam dampak pada 2012. Berdasarkan paparan tertulis Kepala Riset Jones Lang LaSalle-Procon Anton Sitorus yang diterima di Jakarta, belum lama ini, empat tantangan tersebut adalah perlambatan ekonomi global, ancaman inflasi, beragam kebijakan dan regulasi pemerintah, serta persiapan menghadapi pemilihan umum 2014. Menurut Anton, perlambatan ekonomi global memiliki dampak yang kecil terhadap sektor properti karena Indonesia memiliki proyeksi ekonomi yang bagus dan berbeda arah dengan perlambatan ekonomi yang terjadi di sejumlah kawasan seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS)."Mereka melemah sedangkan kita semakin menguat," katanya.
Hal itu juga ditambah dengan dua lembaga pemeringkat dunia yaitu Fitch dan Moody's yang menaikkan peringkat menjadi tahap investment grade. Dua tantangan yang diyakini akan memiliki dampak lebih besar adalah ancaman inflasi dan sejumlah kebijakan atau regulasi yang sedang digodok pemerintah.
Ancaman inflasi itu dikhawatirkan terkait dengan perkiraan kenaikan harga komoditas pangan serta program pembatasan atau rencana pemotongan subsidi BBM.
Berbagai kebijakan dan regulasi yang akan berdampak pada sektor properti antara lain UU No 20/2011 tentang Rumah Susun dan Undang-Undang No 8/2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang atau UU PPATK.
Selain itu, terdapat pula skema pemberian Fasilitas Likuiditas Pembangunan Perumahan (FLPP) yang hingga kini masih direnegosiasi antara pemerintah dan berbagai pihak terkait seperti bank pelaksana.
Untuk tantangan terakhir yaitu persiapan dalam menghadapi Pemilu 2014 dinilai juga memiliki dampak yang kecil tetapi yang perlu diperhatikan adalah keyakinan para investor asing dalam menyikapi hal itu."Untuk masyarakat sendiri, saya lihat sudah cukup dewasa dalam menghadapi pemilu," katanya.
Hal itu juga ditambah dengan dua lembaga pemeringkat dunia yaitu Fitch dan Moody's yang menaikkan peringkat menjadi tahap investment grade. Dua tantangan yang diyakini akan memiliki dampak lebih besar adalah ancaman inflasi dan sejumlah kebijakan atau regulasi yang sedang digodok pemerintah.
Ancaman inflasi itu dikhawatirkan terkait dengan perkiraan kenaikan harga komoditas pangan serta program pembatasan atau rencana pemotongan subsidi BBM.
Berbagai kebijakan dan regulasi yang akan berdampak pada sektor properti antara lain UU No 20/2011 tentang Rumah Susun dan Undang-Undang No 8/2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang atau UU PPATK.
Selain itu, terdapat pula skema pemberian Fasilitas Likuiditas Pembangunan Perumahan (FLPP) yang hingga kini masih direnegosiasi antara pemerintah dan berbagai pihak terkait seperti bank pelaksana.
Untuk tantangan terakhir yaitu persiapan dalam menghadapi Pemilu 2014 dinilai juga memiliki dampak yang kecil tetapi yang perlu diperhatikan adalah keyakinan para investor asing dalam menyikapi hal itu."Untuk masyarakat sendiri, saya lihat sudah cukup dewasa dalam menghadapi pemilu," katanya.
Sumber : Koran-Jakarta.com
Widget by [ Zein Property ]
No comments:
Post a Comment
Satu komentar dari Anda sangat berharga bagi kami